Belajar Copywriting untuk Pemula
Resep Rahasia dari Copywriter Kelas Dunia. Tersedia Versi PDF.
Haryan
Copywriter & brand storyteller
Profesional media 20+ tahun
Certified digital marketer
Belajar copywriting tak harus lama dan mahal. Anda bisa secara instan meracik copywriting mengikuti ramuan rahasia para copywriter kelas dunia. Saya telah mengintip resep mereka dan menyusunnya dalam sebuah panduan ringkas yang mudah Anda ikuti di sini.Kuasai resep rahasia para master copywriter sekarang juga, gunakan racikan dan langkah-langkah menulis copy dalam panduan ini.Seperti cooking recipe yang memudahkan pemula dalam memasak dengan mengajarkan langkah-langkahnya. Resep copywriting ini juga akan membantu Anda menulis copy langkah demi langkah. Selain perangkat menulis manual atau digital, bahan yang perlu disiapkan adalah pikiran yang rileks dan segelas kopi panas. Yuk mulai!
Copywriting -> penulisan konten/promosi untuk meyakinkan orang melakukan suatu aksi. Copy -> naskah promosi atau iklan. Dalam bahasa Indonesia, Copy => Wara atau Wewara.
Formula Dasar Copywriting Efektif
Resep rahasia ini berupa Formula Dasar Copywriting yang bisa Anda andalkan dalam berbagai pembuatan konten atau penulisan promosi untuk merayu audiens secara langsung atau tak langsung.Bisa Anda terapkan untuk konten ringkas di medsos, tulisan di brosur atau pamflet iklan, mau pun naskah panjang pada sebuah landing page. Juga dalam insert podcast, produksi video, dan banyak lagi.Secara ringkas, Formula Dasar Copywriting membagi naskah atau copy menjadi 3 bagian. Awal-naskah untuk merebut perhatian audiens. Tengah-naskah guna membangun kepercayaan audiens. Akhir-naskah yang mendorong audiens untuk bertindak.
Ya, satu-dua-tiga, jadi! Semudah membuat kopi bukan? Hmm ... jangan gampang percaya klo ada yang bilang bikin copy itu semudah bikin kopi. Tapi memang ngopy sambil ngopi itu pasangan yang amat serasi.Agar konten, copy, atau naskah promosi Anda memikat, silakan tulis mengikuti tahapan 3 langkah Formula Dasar Copywriting berikut:
Copywriting Formula #1: HEADLINE
Rebut Perhatian Audiens
Sekitar 6.000 pesan promosi menerpa kita setiap hari. Sewaktu berselancar di internet, saat scroll medsos, selagi nonton televisi atau mendengar radio, kala dalam perjalanan, bahkan ketika diam di rumah.Promosi apa yang menarik perhatian Anda seharian kemarin dan masih terkenang hingga saat ini? Biasanya tak akan lebih dari jumlah jari satu tangan. Lalu ke mana ribuan pesan lainnya yang sempat lewat di depan mata atau samping telinga Anda? Semuanya lenyap tak membekas.Dulu, saya sebut bagian ini dengan menarik-perhatian. Seiring waktu perhatian kian sulit ditarik, kini diperebutkan. Jadilah sebutan baru bagian ini merebut-perhatian . Atau sebaiknya merenggut-perhatian?
Attention budget — Perhatian manusia makin terbagi-bagi, mudah terdistraksi, dan kian terbatas. Kita makin berhati-hati mengalokasikan atensi pada hal yang perlu dan relevan saja.
Kita tak mampu memperhatikan hal berikutnya bila kuota perhatian telah habis. Demikian halnya dengan mereka yang menjadi target promosi Anda. Atensi terbatas mereka makin mahal dan diperebutkan.Bila bagian awal-naskah Anda tak mampu merebut perhatian audiens, maka pesan Anda gagal. Tak peduli sekeren apa pun isi kontennya.
Bagian awal teks promosi atau Headline merupakan hal pertama yang akan dilihat audiens. Posisinya berada paling depan, paling atas, paling awal. Headline berperan merebut perhatian audiens.Membuat headline yang tepat menentukan seberapa sukses promosi Anda secara keseluruhan. Meski headline tampil pada urutan pertama, tetapi banyak master copywriter menganggap membuat headline adalah bagian yang paling sulit, paling lama, dan paling akhir.Sewaktu menggulirkan telunjuk di sebuah laman online pernahkah tiba-tiba mata Anda terpaku pada sebuah judul yang bikin penasaran dan terasa gatal bila tidak mengkliknya? Nah, itulah contoh headline yang efektif merebut perhatian Anda sebagai audiens sasarannya!
Untuk membuat headline yang menarik, perhatikan kriteria berikut:
Membuat Penasaran — Headline yang baik membangkitkan rasa ingin tahu audiens. Ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang menggelitik, memberikan pernyataan yang mengejutkan, atau menjanjikan manfaat yang menarik.
Relevan dan Spesifik — Hubungkan headline dengan topik yang akan dibahas dan sampaikan secara jelas dan spesifik. Hindari pernyataan yang terlalu umum atau kabur.
Menggugah Emosi — Coba untuk membangkitkan emosi tertentu pada audiens, seperti rasa senang, takut, marah, atau kagum. Emosi akan membuat headline lebih berkesan dan membuat audiens ingin terus membaca.
Bandingkan dua versi headline berikut, mana yang lebih menggoda?
Headline Awal | Headline Perbaikan | Kriteria |
---|---|---|
Berita Kesehatan Terbaru | Tubuh Sehat & Awet Muda dengan 5 Kebiasaan Sederhana | Membuat Penasaran, Relevan, Spesifik |
Berita Kesehatan Terbaru | Anda akan terkejut, kebiasaan sehari-hari Anda dapat memengaruhi kesehatan otak. | Membuat Penasaran, Relevan, Spesifik |
Peluang Bisnis Menjanjikan | Raih Rp 10 Juta/Bulan dengan Bisnis Online Tanpa Modal | Membuat Penasaran, Relevan, Spesifik |
Peluang Bisnis Menjanjikan | Pelajari cara meningkatkan produktivitas Anda hingga 3 kali lipat dalam waktu singkat. | Membuat Penasaran, Relevan, Spesifik |
Panduan Lengkap Cara Memasak Rendang | Resep Rendang Terlezat: Empuk, Gurih, dan Bikin Nagih! | Relevan, Spesifik, Menggugah Emosi |
Panduan Lengkap Cara Memasak Rendang | Ingin membuat rendang yang empuk dan bumbu meresap? Rahasianya ada di sini! | Membuat Penasaran, Relevan, Spesifik |
Tips Menulis Konten Menarik | 5 Konten Viral: Dijamin Banyak Like & Share! | Relevan, Spesifik, Membuat Penasaran |
Tips Menulis Konten Menarik | Konten Anda boring? Coba 5 tips ini untuk meningkatkan engagement Anda. | Membuat Penasaran, Relevan, Spesifik |
Cara Menanam Sayuran | Pernahkah Anda Bayangkan Bisa Panen Sayuran Sendiri di Balkon? | Membuat Penasaran, Relevan |
Cara Menanam Sayuran | Tanam sayuran sendiri di rumah dan nikmati hasil panen segar setiap hari. | Relevan, Spesifik |
Promo Diskon Besar | Diskon Gede-gedean! Cuma 1 Hari, Habis Diborong! | Membuat Penasaran |
Promo Diskon Besar | Jangan lewatkan mega diskon untuk produk favorit Anda! | Membuat Penasaran |
Copywriter yang baik adalah penggoda ulung. Anda demikian? 😉
Hindari klise — Sesuatu yang terlalu sering dipakai menjadi tidak menarik sehingga audiens akan cenderung mengabaikannya.
Sekarang makin banyak toko pinggir jalan memasang papan reklame di depannya dengan headline "Jangan Lihat Kiri!" Anda perlu menimbang penggunaan copy seperti ini. Bisa jadi audiens Anda bosan dengan pengulangan, akhirnya mereka mengabaikan. Mainkan kreativitas Anda!Ada banyak copywriting template untuk membuat headline. Tentu saja, template tersebut dapat mempercepat proses penulisan copy Anda.Namun, gunakan dengan cermat. Apabila terlalu banyak orang yang turut memakai template yang sama dalam copy mereka, bisa jadi audiens yang Anda target sudah kebal. Tak ada lagi daya kejutnya.
Headline: Tanda STOP! untuk Audiens
Headline yang baik memiliki kemampuan untuk menyetop laju audiens. Entah mereka tengah scroll layar atau sedang bergerak di jalan.Headline berperan seperti lampu merah traffic light yang mampu menghentikan laju kendaraan secepat apa pun, sebesar apa pun.Yang suka nerobos lampu merah apa karena nganggap warna itu klise? Pak polisi perlu memikirkan menggantinya, jadi ungu mungkin.Pastikan Anda mengenal audiens yang Anda sasar dan memahami apa yang membuat atensi mereka beralih ke Anda. Ini bekal terpenting Anda merebut perhatian mereka. Anda bisa mengabaikan panduan menulis headline ini, tetapi Anda tidak boleh mengabaikan audiens.
Copywriting Formula #2: Body
Bangun Kepercayaan Audiens
Stop! Headline Anda menghentikan audiens. Selanjutnya apa?Lalu audiens tersebut akan menimbang, memangnya benar perlu berhenti? Pertimbangan ini berlangsung dalam tempo singkat. Bila bagian naskah berikutnya setelah headline gagal membuktikan rasa manis yang dijanjikan judul, audiens akan kabur.Jadi, tak cuma pemilih yang mengejar realisasi dari janji manis para politisi. Audiens pun menuntut bukti dari kata-kata bergula yang Anda pampang di headline. Berhati-hatilah kau wahai politisi dan copywriter!
Sampailah Anda ke bagian tengah-naskah, atau badan naskah. Kita menyebutnya Body, lengkapnya body copy, yang menjadi jembatan antara awal-naskah dengan akhir-naskah. Bagian ini lentur, bisa pendek, bisa pula panjang, tergantung kesempatan dan kebutuhan.Saat menjual produk premium yang butuh investasi besar, penjelasan yang panjang lebar diperlukan pada bagian body copy ini. Sebaliknya, menjual barang komoditas pasar, hanya memerlukan penjelasan simple.Kita bisa menulis body yang panjang di email, surat penawaran, atau landing page. Namun, di status medsos, apalagi di baliho, ruang tulisannya ringkas, menulisnya pun perlu pendek.Bahkan, bila ruang tak memadai, bagian body terkadang ditinggalkan.Btw, Anda tau landing page kan? Itu lho halaman tempat audiens mendarat setelah sebelumnya ia dilempar oleh iklan. Audiens ngeklik iklan lalu terdamparlah dia ke pulau baru bernama landing page.Apa yang perlu Anda tulis pada body ini? Apa pun yang membuat audiens PERCAYA bahwa Anda punya solusi atas masalah mereka dan bahwa solusi yang Anda tawarkan lebih baik dari yang lain.
Masalah x Solusi — Audiens memiliki masalah, meski kadang tak menyadarinya, lalu produk Anda datang membawa solusinya.
Jadi, secara sederhana, Anda bisa menggunakan rumus umum yaitu mengangkat masalah dan menawarkan solusinya pada bagian tengah-naskah ini. Apakah memang sesederhana itu?Tidak juga, karena cara Anda menyebutkan masalahnya menentukan seberapa audiens akan mempercayai solusi Anda. Bila Anda tak terlalu paham apa masalah sebenarnya di sisi audiens, masalah yang Anda ungkap tak akan membuat mereka merasa relate atau nyambung. Parahnya, solusi yang Anda tawarkan juga akan mereka sangsikan.Di sinilah tantangan besarnya. Mengungkap masalah menurut bahasa mereka sendiri, sehingga mereka seolah mendengar suara atau aspirasi mereka sendiri. Lalu, karena audiens menganggap Anda tahu benar masalahnya, maka mereka berasumsi Anda tahu solusinya.
VOC: Voice of Customers
Ungkap masalah menggunakan Voice of Customers bukan voice of copywriter. Pakai suara mereka sebagai audiens yang Anda ajak ngomong melalui copy, bukan suara Anda sebagai penulis copy.
Bila copywriter suka ngikuti kemauannya sendiri dalam menulis copy, bersiaplah dia membeli produknya sendiri, karena promosi itu ia siapkan untuk dirinya sendiri. 🎶 Nulis nulis sendiri ... beli beli sendiri.
Bandingkan penggunaan voice of customers dalam contoh berikut:
Contoh 1: Produk Obat Sakit Kepala
Pusing, sakit kepala, dan migrain bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Obat sakit kepala dari [nama produk] dapat membantu meredakan nyeri kepala dengan cepat dan efektif.
Pusing dan sakit kepala sering bikin kerja jadi berantakan. Mau istirahat juga nggak enak, karena masih pusing. Untung ada [nama produk], sekarang sakit kepala bisa langsung reda.
Contoh 2: Produk Laptop
Laptop [nama produk] adalah laptop yang tangguh dan stylish, dengan performa yang powerful untuk mendukung produktivitas Anda.
Laptop [nama produk] ini memang keren banget! Bodinya kokoh, layarnya cerah, dan performanya ngebut. Cocok banget buat kerja dan main game.
Contoh 3: Produk Asuransi
Asuransi [nama produk] melindungi Anda dan keluarga dari berbagai risiko, seperti kecelakaan, sakit, dan kematian.
Asuransi [nama produk] ini bikin saya merasa tenang, karena saya tahu keluarga saya terlindungi jika terjadi apa-apa.
Dalam setiap contoh, pengungkapan masalah menggunakan voice of customers lebih efektif daripada pengungkapan masalah yang semata hasil pemikiran, karangan, atau imajinasi sang copywriter. Hal ini karena pengungkapan masalah menggunakan suara audiens sasaran (target customer) lebih relate, membuat mereka merasa ini gue banget.Berikut adalah beberapa tips untuk menangkap dan mengungkap masalah menggunakan voice of customers:
Lakukan riset pasar untuk memahami masalah yang dihadapi audiens sasaran Anda.
Bicaralah dengan audiens sasaran Anda secara langsung untuk memahami bahasa dan istilah yang mereka gunakan.
Gunakan kata-kata dan frasa yang familiar bagi audiens Anda.
Ceritakan kisah nyata atau pengalaman yang relevan dengan masalah yang dihadapi audiens sasaran Anda.
Pastikan Anda sebagai penulis promosi atau copywriter memahami secara mendalam masalah audiens sasaran Anda dan merekam dengan baik kata-kata yang mereka gunakan dalam mengungkapkannya.Memang benar produk yang akan Anda tawarkan unggulan dan sesuai benar dengan kebutuhan audiens sasaran. Akan tetapi, sebaiknya hindari memulai dan memenuhi copy dengan segala kehandalan produk atau apa pun yang akan Anda tawarkan. Ini bisa membuat copy Anda nampak seperti kulkas canggih di depan mata orang eskimo.
Copywriting Formula #3: CTA
Dorong Audiens Bertindak
Setelah Anda berhasil merebut perhatian audiens dan mendapatkan kepercayaan mereka, saatnya Anda mendorong mereka melakukan sebuah aksi yang Anda inginkan. Inilah tujuan copy yang Anda tulis, agar audiens mengambil suatu tindakan tertentu.Tanpa adanya bagian akhir-naskah yang disebut Call to Action ini, copy Anda hanya bernilai seperti tulisan biasa. Call to Action atau CTA memungkasi rangkaian tulisan promosi Anda.Naskah promosi yang bagus tetapi tanpa CTA, ibarat mengajak audiens bermain sepak bola tetapi tiang gawangnya tak dipasang. Seasyik apa pun permainan, hingga akhir tak akan terjadi gol.
Copy adalah tulisan tendensius. Tulisan yang menyimpan udang di balik batu. Copy tidak netral tetapi punya tendensi mempengaruhi audiens untuk melakukan sesuatu. Di ujung naskah promosi, di situlah tendensi itu menjadi jelas, di situ udangnya Anda keluarkan.Tentu, dalam mempromosikan produk, aksi yang Anda harapkan adalah mereka melakukan pembelian. Akan tetapi, untuk produk tertentu, butuh proses yang lebih panjang, sehingga aksi yang diharapkan berupa tujuan-antara sebelum akhirnya goal pembelian terjadi.Aksi-antara ini bisa berupa ajakan untuk chat WhatsApp [CTA1], sehingga Anda bisa menangkap nomer kontak mereka dan melakukan follow up lebih lanjut. Dalam sesi-sesi follow up inilah bisa Anda mainkan kembali copy kedua yang memang Anda siapkan untuk sebuah dorongan akhir yaitu melakukan pembelian [CTA2 dst].Di balik batu ada udang crispy, lalu lobster lada hitam. Yummy.
Perhatikan beberapa kiat membuat Call-to-Action:
Tinggalkan kata-kata samar seperti "Klik di sini", "Hubungi kami" atau "Pelajari lebih lanjut".
Sebutkan langsung apa yang diinginkan: "Beli Sekarang", "Dapatkan Diskon", "Akses Gratis".
Tambahkan benefit: "Dapatkan Wajah Mulus Bebas Kerutan!"
Waktu terbatas: "Ambil Diskon 20% Hanya Hari Ini!"
Persediaan terbatas: "Hanya 12 Unit Tersisa, Pesan Sekarang!"
Pada penerapan di media digital, seperti copy pada landing page, penting agar CTA gampang ditemukan dan diklik, berikut kiat tambahan:
Gunakan warna kontras yang mencolok, pastikan menonjol dari teks dan warna sekitarnya.
Berupa tombol dengan ukuran cukup besar dan mudah diklik, terutama di tampilan mobile.
Taruh di posisi strategis: akhir artikel, pop-up, banner atas.
Kembali ke bermain bola bareng audiens. Dia lagi asyik menggiring bola dan akan menembakkannya ke gawang, ternyata ada 5 gawang terpasang. Ia berhenti, bingung golnya ke gawang yang mana?
Periksa kembali agar copy Anda memiliki Call-to-Action tunggal yang jelas, mencolok, dan menggugah aksi.
Konversi — Dalam konteks penjualan/pemasaran -> Perubahan dari pengunjung menjadi prospek, dari prospek menjadi pembeli.
Sejak 2006, Indonesia mengkonversi penggunaan minyak tanah menjadi gas. Saat ini 99% rumah tangga menggunakan kompor gas. Apakah copy Anda juga berhasil mengkoversi pembaca jadi prospek dan pembeli? Berapa persen angka konversinya?
* * *
Selamat, Anda telah mempelajari resep rahasia copywriting melalui 3 langkah Formula Dasar Copywriting.Mari kita tinjau kembali formula dasar ini. Pertama, bagian awal sebuah copy harus mampu merebut perhatian audiens. Kedua, bagian tengahnya membangun kepercayaan mereka. Ketiga, bagian akhir mendorong audiens tersebut untuk melakukan suatu aksi.
Satu saran, ini paling krusial, agar menjaga validitas data dan fakta yang Anda ajukan dalam copy. Selalu lakukan review sebelum copy dipublikasi, agar terhindar dari kata-kata yang kurang tepat.Tak perlu juga melebih-lebihkan. Gunakan headline "Terungkap! Fakta Mengejutkan ..." bila memang Anda memiliki fakta baru yang bisa membuat audiens surprise. Bila tidak, tinggalkan hiperbola seperti ini.Hindari menyampaikan ilusi dan manipulasi dalam copy. Bisa jadi audiens tergiur dengan karangan dan rekaan kita dalam promosi. Namun, itu hanya akan berhasil sesaat. Copywriter pasti gagal meraih kepercayaan jangka panjang bila berlaku curang.Copy memang tendensius tetapi tak boleh menyesatkan.
Resep membuat copy yang memikat ini dapat Anda terapkan pada berbagai keperluan promosi, iklan, atau konten pada beragam media.Copywriting bisa Anda gunakan pada website dan landing page. Status medsos. Baliho pinggir jalan. Papan reklame depan toko. Brosur di atas etalase. Pamflet di tembok. Spot iklan televisi atau adlib promosi di radio. Chat dengan pengunjung toko. Email atau surat penawaran dll.Sekali lagi selamat menulis copy Anda. Selamat juga buat Anda yang berniat memulai karir sebagai copywriter.Jangan lupa menyimpan halaman ini karena sewaktu-waktu akan Anda perlukan untuk merujuknya kembali. Silakan download versi PDF dari panduan ini, ikutinya caranya pada section setelah ini.Permintaan terakhir, silakan share panduan copywriting praktis ini kepada teman dan kolega Anda, melalui tombol sharing. Cek juga info lainnya seputar belajar copywriting.
Your copywriting partner
Haryan
Copywriter & brand storyteller
Profesional media 20+ tahun
Certified digital marketer
Simpan versi PDF dari Formula Dasar Copywriting ini -> Dikirim ke email Anda.
Belajar Copywriting Next Level
Anda telah mempelajari Formula Dasar Copywriting yang mengenalkan struktur naskah agar copy menjadi efektif.Saatnya Anda mengasah copywriting skill ke level berikutnya dengan mempelajari 3 Pilar Copywriting -> Audiens, Naskah, dan Konversi.Kuasai 3 pilar copywriting melalui metode yang mudah dan mendalam: Copywriting Praktis. Anda akan mendalami bagaimana menulis copy yang berpusat pada audiens dan berorientasi melejitkan konversi .
Copywriting Praktis
Jalan pintas Anda menguasasi 3 pilar utama copywriting: audiens, naskah, dan konversi. Dapatkan pelajaran yang sistematis dan praktis ini dalam framework Copywriting Praktis.
Versi PDF Telah Terkirim